Menkes dan Gubri Segera Lakukan Aksi Nyata Cegah Virus Corona dan Polusi Asap

Pekanbaru, 6 Maret 2020– Jikalahari mendesak Menteri Kesehatan (Menkes) dan Gubernur Riau (Gubri) mendirikan posko-posko khusus di tiap Desa, RW dan Kelurahan yang menyediakan peralatan dan obat-obatan terkait pencegahan Virus Corona Covid-19 dan dampak polusi asap yang berasal dari pembakaran hutan dan lahan yang kembali terjadi sepanjang 2020.

“Tidak cukup dengan himbauan-himbauan hidup sehat dan bersih, pemerintah perlu melakukan aksi nyata menyelamatkan rakyat Riau karena itu kewajiban pemerintah memenuhi hak asasi manusia untuk hidup dan sehat,” kata Made Ali, Koordinator Jikalahari.

Virus Corona 19 di tengah Karhutla Riau

Pada 6 Januari 2020, Menkes menerbitkan Surat Erdaran Nomor: SR.03.04/II/55/2020 tentang kesiapsiagaan dalam upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia. Pada 10 Februari 2020, Gubri menindaklanjuti Surat Edaran Menkes dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: 43/SE/2020 mengintruksikan Bupati dan Walikota membentuk tim tata laksana dan pengendalian virus corona Provinsi Riau.

Gubernur Riau menghimbau,” kepada masyarakat jangan panik, jaga diri dan keluarga serta tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya,” Gubri juga mengajak warga mencegah virus corona dengan cara sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah, hati-hati kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat cukup, jangan konsumsi daging tidak dimasak dan bila batuk, pilek dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan.

“Orang kaya dengan mudah setiap hari dapat membeli buah, masker hingga cairan pembersih tangan atau hand sanitizer . Orang orang miskin tentu saja sulit menjangkau itu,” kata Made Ali.

Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang di Indonesia positif Corona Covid-19, masker, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer hingga buah-buahan mengalami kenaikan yang sangat drastis di Riau.

Hasil traking Jikalahari di beberapa pasar buah dan apotik, harga buah anggur hitam mencapai Rp. 130.000/1 kg, lemon Rp. 62.500/1 kilo gram (kg), apel fuji alfa Rp. 52.500/1 kg, jeruk ponkam Rp 39.500/1kg, brokoli Rp 18.000/1 kg sedangkan masker Rp. 300.000/ kotak dan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer Rp. 150.000/ botol.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, total 544 ribu jiwa atau 7,39 persen masyarakat miskin di Riau. 7,39 persen ini akan sulit untuk memenuhi konsumsi gizi seimbang dengan kondisi saat ini.

“Selain mahalnya harga buah, pembersih tangan dan masker, rajin olahraga dan istirahat cukup juga menghantui masyarakat Riau. Di tengah penyebaran Virus Corona 19, Riau sedang memasuki musim kemarau terpanjang selama tujuh bulan, di beberapa Kabuapten kota karhutla kembali terjadi. Bagaimana mungkin mau hidup sehat kalau pencemaran udara menghantui Rakyat Riau?”kata Made Ali.

Selain  Virus Corona Covid-19, Riau sedang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejak Januari – Maret 2020, luas karhutla di Riau menurut data BPBD mencapai 341,27 hektar. Paling luas tercatat di Kabupaten Siak mencapai 105,97 ha, Bengkalis 89,9 ha, Indragiri Hilir (49,6 ha), Dumai (46,8 ha), Indragiri Hulu (21,5 ha), Kepulauan Meranti (12,5 ha), Pekanbaru (6 ha), Pelalawan (5 ha), Kampar (2,75 ha) dan Rokan Hilir (1,25 ha).

Catatan Jikalahari menunjukkan sejak Virus Corona menyebar, hotspot di Riau terus meningkat. Analisis Jikalahari melalui satelit Terra-Aqua Modis sepanjang Januari – Februari terdapat 598 titik hotspot, terbanyak di Kabupaten Bengkalis 221 titik, Pelalawan 105 titik, Kepulauan Meranti 101 titik dan Dumai 51 titik. Sedangkan di wilayah korporasi, paling banyak di PT SRL 46 titik, PT Arara Abadi 35 titik, PT SPA 31 titik dan PT SPM 25 titik.

Jikalahari mencatat, pada peristiwa polusi asap 2015, 2016 dan 2019, pemerintah sibuk memadamkan api, dan abaikan memulihkan kesehatan warga yang terkena ISPA hingga meninggal. “Setelah warga ribut pemerintah baru bertindak. Ajakan untuk tidak panik hadapi Corona bisa dilakukan jika aksi nyata pemerintah bukan sekedar himbauan,” kata Made Ali.

“Warga Riau kian menderita terkena Virus Corona dan polusi asap, jika perbaikan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan berupa mencabut izin korporasi HTI dan Sawit yang berada di atas lahan gambut dan mengembalikan hutan tanah masyarakat adat tidak dilakukan pemerintah. Dampak asap telah merenggut 9 nyawa warga Riau tahun 2015, 2016, dan 2019,” kata Made Ali.

“Harusnya, Gubri langsung membentuk posko yang menyediakan obat-obatan terkait pencegahan Virus Corona Covid-19 dan mengawasi setiap pintu-pintu masuk seperti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pelabuhan Buton, Pelabuhan Dumai dan Pelabuhan Tembilahan terutama orang-orang yang mempunyai catatan perjalanan dari Batam, Kepulauan Riau,” kata Made

Jikalahari merekomendasikan:

  1. Presiden Jokowi dan Gubernur Riau memberikan buah gratis kepada warga miskin sebagai pencegah Virus Corona, termasuk menyediakan masker-masker gratis dan pembersih tangan di ruang-ruang publik yang dapat digunakan warga.
  2. Menteri Kesehatan dan Gubernur Riau Syamsuar segera membentuk posko penanganan Virus Corona Covid-19 dan dampak asap akibat karhutla dengan membentuk posko-posko di tiap desa, RW dan keluarahan di tiap-tiap Kabupaten/Kota.

Narahubung:

Made Ali, Koordinator Jikalahari 081275311009

Aldo, Staf Kampanye dan Advokasi Jikalahari 0812 6111 6340

About Nurul Fitria

Staf Advokasi dan Kampanye Jikalahari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *