Oleh Nurul Fitria
RASA GUGUP menghampiri pria dengan rambut kribo ini. Duduk memegang gitar dan memperbaiki posisi microphone ia lakukan untuk menenangkan pikirannya. Saat ia menerima tanda dari panitia untuk mulai menyanyi, lantunan lagupun terdengar. Lagu ini berjudul Raung dan Umba.“Raung berarti Harimau dan Umba berarti Lumba-lumba,” ujar pria bernama Habibi ini.
Saat itu pada 29 Juni 2014 ia mendapat kesempatan tampil menjadi pengisi acara Debat Calon Presiden Republik Indonesia putaran kelima. Bersama Greenpeace, ia menampilkan lagu-lagu bertema penyelamatan lingkungan. “Waktu itu dikasi tempat di lantai 1 Hotel Bidakara, Jakarta Selatan tempat pelaksanaan debat Pilpres,” tambah pria yang akrab disapa Kibo ini. Menurutnya lagu yang ia tulis tersebut mewakili Presiden sebagai harimau dan Wakil Presiden sebagai lumba-lumba. “Ini menunjukkan pemimpin kita akan menjaga daratan dan lautan agar terus lestari dan terjaga.”
Saat tampil di depan para tamu undangan hadir di acara debat, Kibo merasa tidak percaya ia memperoleh kesempatan langka ini. “Aku merasa seperti mimpi, ada Menteri yang hadir dan banyak yang suka dengan lagu ini. Ini kenangan paling berharga dan karyaku ini adalah karya paling berkesan. Ditampilkan ditingkat nasional.”
KIBO sudah tertarik dengan dunia seni, terutama musik sejak SMA, namun ia baru menghasilkan lagu berkaitan dengan lingkungan saat kuliah di Universitas Islam Riau. Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini sering berkumpul dengan Mahasiswa Pecinta Alam. “Dari kumpul-kumpul dan ikut kemping, aku jadi terinspirasilah untuk buat lagu,” cerita pria kelahiran 2 Agustus 1990 ini.
Menurut Kibo, ketika berada di alam, inspirasi untuk membuat lagu datang begitu saja. Namun ia mulai merasa sedih ketika melihat dari tahun ke tahun, keadaan alam mulai dirusak. Penebangan kayu alam serta kebakaran hutan dan lahan dari tahun ke tahun membuat keadaan Riau menjadi semakin parah. “Aku mulai berpikir untuk mengajak kawan-kawan peduli dengan lingkungan melalui lagu,” ujar anak bungsu dari 4 bersaudara ini.
Pada 2014, Kibo bersama Badan Eksekutif Mahasiswa UIR melakukan aksi terkait asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau. Pada 2015 lalu, ia juga turut menyanyikan lagu bertema ajakan menyelamatkan lingkungan di Festival Sagu Sungai Tohor. “Walaupun dari syair sederhana, harapannya itu bisa mengetuk pintu hati generasi muda untuk peduli dengan lingkungan,” tambah pria yang hobi bermain bola ini.
Saat tampil di Sungai Tohor, ia berkesempatan tampil bersama Ikhsan Skuters idolanya. Kibo kagum dengan Ikhsan karena berani mengkritik pemerintah serta persoalan yang terjadi disekitarnya melalui lagu. Kibo berharap ia juga dapat menghasilkan karya seperti Ikhsan dan mengajak banyak orang untuk ikut peduli melestarikan lingkungan. “Aku nggak mau dibilang jadi aktivis momen, yang muncul cuma saat momen-momen tertentu seperti asap.”
Tak hanya lewat seni musik, Kibo juga turut bergabung dan membentuk Pondok Belantara Adventure Riau. Ia bersama rekannya Eko Handyko mendirikan pondok yang dijadikan tempat berkumpul bagi teman-teman pemusik serta mahasiswa yang peduli dengan lingkungan. “Kegiatan kita saat ini mengumpulkan buku-buku bekas yang dapat dimanfaatkan teman-teman yang datang ke pondok. Banyak juga buku-buku tentang lingkungan yang kita kumpulkan,” kata Kibo.
Kibo dan teman-temannya di komunitas Seni Jalanan berencana untuk mengadakan festival musik yang dapat menggugah kesadaran generasi muda untuk lebih peduli lingkungan. Salah satunya ketika kegiatan hari sampah, ia berencana akan undang seluruh musisi yang punya kepedulian untuk selamatkan lingkungan tampil di festival tersebut. Harapannya dengan musik, pesan tersebut dapat diterima dengan mudah dan lebih menyentuh.
Perjuangan Kibo untuk mewujudkan cita-citanya ini tak jarang dicemoooh oleh rekan-rekannya sendiri. “Pernah ada yang bilang, untuk apalah bicara soal lingkungan, macam iya saja,” tutur pria yang juga aktif di Komunitas Happy Reggae ini. Saat mendengar cemoohan itu, Kibo merasa semakin semangat untuk membuktikan bahwa caranya ini bisa jadi salah satu alternatif menyadarkan orang-orang tentang pentingnya menyelamatkan lingkungan.
Menurut alumni SMAN 5 Dumai ini, pemerintah harus berkomitmen untuk penyelamatan lingkungan. Sudah banyak kasus-kasus lingkungan berkaitan dengan korupsi serta kebakaran yang belum selesai. “Pemerintah jangan main kucing-kucingan kalau membahas penyelamatan kelestarian hutan ini,” tambahnya.
Mulai dari diri sendiri, berikan senyum untuk hutanmu,
Mari bersama meraih impian, mari bersama meraih mimpi,
Dengan penuh warna warni ceria menggapai hari yang cemerlang
Genggam tanganku kepal jariku
Katakan kita bersahabat
Berjanji bersama menggapai cita cita
Menyelamatkan ciptaannya
Bersahabat dengan pohon dirimba
Bersahabat dengan ikan di laut
Bersahabat dengan burung di langit
Bersahabat dengan gunung yang tinggi
Bersahabat dengan alam yang indah
Kita semua bersahabat sesama ciptaan Tuhan.#