PEKANBARU (RP) – Sebanyak 129 hot spot (titik panas), kini telah muncul hampir di seluruh kabupaten/kota di Riau. Dari data yang dirilis Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, untuk Provinsi Riau terdapat 129 hot spot tersebar di 10 kabupaten/kota. Sementara untuk keseluruhan pulau Sumatera itu terdapat 358 hot spot.
Kepala BMKG, Philip Mustamu, melalui Staf Analisa Slamet Riyadi kepada Riau Pos menyebutkan, munculnya ratusan titik panas disebabkan oleh ada tekanan rendah siklon tropis Megi, yang mengakibatkan kekeringan terjadi di Sumatera dan Riau. ‘’Siklon tropis Megi ini juga mengakibatkan suhu di Riau ini berada di atas normal, berkisar 35,5 derajat celsius,’’ jelas Slamet Senin (18/10).
Dikatakannya, juga untuk dua sampai tiga hari ke depan kondisi suhu masih diprediksikan berada di atas normal. ‘’Bisa jadi jumlah titik api akan bertambah, dan tentunyan masyarakat harus waspada khususnya terhadap pembakaran lahan,’’ tambahnya.
Dipaparkan Slamet, 10 kabupaten yang tebakar oleh api itu antara lain di Kabupaten Rohil terdapat titik api paling banyak dari kabupaten lain yaitu mencapai 43 hot spot. Disusul Bengkalis dengan 25 hot spot, Rohul 11, Dumai 11, Pelalawan 10, Inhu 10, Inhil 10, Kampar 5, Kuansing 3 dan Pekanbaru 1. ‘’Artinya kabupaten Siak aman dari hot spot,’’ ungkapnya.
Ditambahkan Slamet, meski jumlah titik api sudah semakin meluas namun dari apa yang ditimbulkan belum sampai mengganggu aktivitas penerbangan. ‘’Untuk jarak pandang masih berada diangka 6.000 Km, jadi untuk penerbangan masih aman,’ tutupnya.
Kebakaran Lahan
Sementara kebakaran lahan di Desa Sepahat dan Tanjung Leban, Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis yang terbakar dalam sepekan ini, makin menjadi-jadi dan sulit dipadamkan. Sedikitnya, sekitar empat ratusan hektare lahan milik masyarakat kini musnah terbakar.
Kepala Desa Sepahat Hasan Asyari ketika dikonfirmasi Senin (18/10), membenarkan jika kebakaran yang terjadi di desanya dalam lima hari terakhir ini semakin mengkhawatirkan. Kobaran api yang semakin membesar dan meluluhlantakkan lahan-lahan milik masyarakat, termasuk lahan kebun sawit milik Pemprov Riau atau lahan K2I juga turut dilalap api.
Untuk lahan K2I kata Hasan, setidaknya sudah 4 blok atau sekitar 150 hekatre lahan telah terbakar. ‘’Kalau lahan miliki masyarakat, sekitar 200 hekatre lahan yang terbakar. Bahkan saat ini, beberapa KK sudah ada yang mengungsi ke tempat lain karena api telah mulai merambat ke rumah warga,’’ kata Hasan.
Hasan mengakui jika kebakaran lahan di desanya ini, merupakan musibah yang terberat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi lahan yang terbakar adalah lahan gambut, kemudian kondisi cuaca yang panas cukup terik, medan atau lokasi kebakaran yang sulit ditempuh, serta peralatan pemadam kebakaran yang kurang memadai, mengakibatkan api sulit dipadamkan.
‘’Saya sendiri bersama masyarakat yang memiliki lahan dan turut terbakar, sejak beberapa hari ini terus ke lokasi untuk memadamkan api. Dalam memadamkan api ini, kami lakukan dengan seadanya dan semampu kami. Kendati demikian, masyarakat juga turut dibantu oleh regu-regu pemadam kebakaran dan petugas BLH,” kata Hasan seraya mengatakan jika dirinya bersama masyarakat, terkadang ikut memadamkan api hingga subuh, dan sampai tertidur di pondok-pondok.
Dikatakan Hasan, kebakaran yang terjadi hingga Senin kemarin, sudah tergolong mengkhawatirkan. Sebab api saat ini kata Hasan, sudah menyeberang jalan dan menuju arah ke laut. Setidaknya sebanyak empat titik api telah terpantau dan diketahui. Untuk mengantisipasi kebakaran ini lanjut Hasan, harus dilakukan upaya ekstra keras. Jika tidak, maka dalam beberapa hari ini kebakaran akan terus meluas.
Trisnu: Sembilan Regu Sudah Turun
Menanggapi kebakaran yang menghanguskan ratusan hektare hutan di Sepahat Kabupaten Bengkalis, Kepala Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau, Trisnu Danisworo kepada Riau Pos mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk segera melakukan langkah penanganan terhadap kondisi tersebut. Salah satu langkah penanganan yang dilakukan adalah dengan menurunkan sembilan tim bersama dengan instansi terkait.
‘’Berdasarkan informasi yang saya peroleh, kebakaran hutan telah terjadi sejak hari Sabtu lalu. Untuk itu kita bersama instansi terkait telah menurunkan sembilan tim untuk menangani kasus kebakaran hutan itu. Namun saya belum mendapat gambaran tentang kondisi terakhir di areal tersebut,’’ ujarnya saat dihubungi lewat telepon selulernya, Senin (18/10).
Saat ditanyakan mengenai formula penanganan kebakaran hutan agar tidak meluas, dia mengatakan pihaknya telah menerapkan beberapa teknik pemadaman. Seperti dengan membatasi dan memotong aliran api di areal tersebut. Namun untuk teknis secara detail merupakan kewenangan dari Dinas Kehutanan Kabupaten dan Provinsi Riau.
‘’Saya belum bisa memastikan kondisinya saat ini. Karena kondisi angin tergolong kencang, karena berada di dekat pantai. Sehingga proses pemadaman sedikit terhambat. Namun dengan berbagai langkah penanganan diharapkan kebakaran tidak meluas ke areal lain. Ini juga harus didukung dengan peningkatan tenaga dalam upaya pemadaman,’’ imbuhnya.(gus/rio/evi/izl)
Sumber: Riau pos: http://riaupos.com/news/2010/10/19/riau-dikepung-129-hot-spot/