Sepanjang 20-25 Agustus 2019 karhutla melanda Propinsi Riau hingga berdampak pada pencemaran lingkungan hidup, kerusakan hutan dan lahan serta dampak kesehatan bagi warga Riau.
Pertama, Pantauan hotspot melalui satelit Tera-Aqua Modis sepanjang 19 – 25 Agustus 2019, hotspot dengan confidance diatas 70% berjumlah 402 titik yang tersebar dibeberapa kabupaten dengan rincian, Kabupaten Pelalawan 142 titik, Inhil 115 titik, Siak 41 titik, Kepulauan Meranti 36 titik, Inhu 29 titik Bengkalis 14 titik, Rohil 10 titik, Kampar 7 titik, Dumai 7 titik dan Kuansing 1 titik. Tiga kabupaten dengan hotspot terbanyak yaitu, Pelalawan, Inhil dan Siak.
Di areal konsesi IUPHHK HTI hotspot paling banyak di PT Sari Hijau Mutiara 48 titik, PT Rimba Rokan Perkasa 28 titik, PT RAPP 25 titik, PT Triomas FDI 21 titik, PT Rimba Rokan Perkasa 8 titik. Di konsesi HGU hotspot paling banyak di PT Mitra Unggul Pusaka 6 titik dan PT Raja Garuda Mas Sejati 3 titik.
Di areal konservasi hotspot paling banyak di TN Tesso Nilo 40 titik, HL Bukit Batabuh Lubuk Jambi 8 titik dan TN Bukit Tigapuluh 2 titik.
Kedua, Kualitas udara Riau sepanjang 20 – 25 Agustus 2019 melalui Stasiun KLHK Pekanbaru parameter ISPU untuk 03 mencapai angka 222 sedangkan parameter PM 10 mencapai 102.5 kriteria ini berarti sangat tidak sehat. Dampaknya pada penderita ISPA, Peneumonia, dan jantung maka gejalahnya akan meningkat.
Ketiga, Sepanjang Agustus 2019 sebanyak 21.671 warga Riau terserang penyakit ISPA. Dengan Rincian, Kota Pekanbaru sebanyak 5.355 orang, Kabupaten Siak sebanyak 3.753 orang, Kampar sebanyak 3.315 orang, Kota Dumai sebanyak 2.451, Rohul sebanyak 2.079 orang, Pelalawan sebanyak 1.767 orang, Inhil 1.342 orang, Rohil sebanyak 496 orang, Kepulauan Meranti 401 orang, Inhu sebanyak 341 orang, Bengkalis sebanyak 301 orang, dan Kuantan Singingi sebanyak 70 orang.
Tindakan pemerintah selain melakukan pemadaman, juga melakukan hujan buatan. Hujan buatan terasa pada tanggal 26 Agustus 2019 dan menghilangkan kabut asap sesaat di Kota Pekanbaru.
Untuk kesehatan warga, Dinas kesehatan hanya mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Khususnya untuk anak-anak balita, lansia dan ibu hamil. Sebab mereka rentan terkena penyakit akibat udara yang terpapar kabut asap dan Dinas pendidikan Pendidikan Kota Pekanbaru mengimbau ke masing-masing sekolah, kalau memang asap pekat, silahkan ambil kebijakan masing-masing terkait asap. Kalau memang pekat, silahkan jam belajarnya dipersingkat.