ISPU dan Hotspot 8 Provinsi 30 Juli 2024

Jikalahari melakukan pemantauan hotspot di 8 provinsi jaringan mitra Jikalahari di Indonesia. Pemantauan ini untuk melihat trend hotspot di daerah yang memiliki aktifitas industri HTI dan sawit cukup masif. Bersumber dari satelit Terra-Aqua MODIS dengan confidence 70% dan data hotspot dari Sipongi KLHK dengan confidence >80%, titik panas yang muncul diindikasikan merupakan titik api/ kebakaran.

Hal ini coba diselaraskan dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) bersumber dari BMKG dan dikutip dari aplikasi IQ Air. Artinya, tingginya hotspot berbanding lurus dengan tingkat pencemaran udara akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Nilai ISPU yang Jikalahari gunakan adalah nilai tertinggi di masing-masing provinsi pada waktu yang sama ataupun berbeda. Hal ini menunjukkan, pada kondisi tertentu, kondisi udara berada pada level tertinggi pada jam tertentu di tiap provinsinya.

Dimulai sejak Agustus 2023 kala karhutla mulai meningkat, pemantauan hotspot dan ISPU di 8 provinsi ini terus dilakukan untuk menyebarkan informasi kepada publik terkait kondisi di 8 provinsi tersebut. Selengkapnya berikut hasil pantauan pada hari ini:

Jikalahari lakukan pemantauan ISPU di 8 provinsi dan temukan pada 30 Juli 2024, hotspot muncul di 5 provinsi kecuali Papua, Kalteng dan Kaltim. Hotspot terbanyak berada di Kalbar dan Riau, untuk ISPU nilai tertinggi yaitu 137 ada di Sumsel.

Khusus untuk Riau, 13 hotspot dengan confidence >70% tersebar di 5 titik di Rokan Hilir, 4 titik di Siak, 2 titik di Kampar, 1 titik di Pelalawan, dan 1 titik di Dumai. Sekitar 91% (10 titik) hotspot berada di lahan gambut dan sisanya 3 titik berada di lahan mineral.


Terdapat 3 titik hotspot yang berada di kawasan konsesi HTI milik PT Arara Abadi Distrik Duri, dan 1 titik lainnya berada di kawasan perkebunan sawit PT LanggamĀ IntiĀ Hibrindo.

About Nurul Fitria

Staf Advokasi dan Kampanye Jikalahari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *