ISPU dan Hotspot 8 Provinsi 30 Agustus 2024

Jikalahari melakukan pemantauan hotspot di 8 provinsi jaringan mitra Jikalahari di Indonesia. Pemantauan ini untuk melihat trend hotspot di daerah yang memiliki aktifitas industri HTI dan sawit cukup masif. Bersumber dari satelit Terra-Aqua MODIS dengan confidence 70% dan data hotspot dari Sipongi KLHK dengan confidence >80%, titik panas yang muncul diindikasikan merupakan titik api/ kebakaran.

Hal ini coba diselaraskan dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) bersumber dari BMKG dan dikutip dari aplikasi IQ Air. Artinya, tingginya hotspot berbanding lurus dengan tingkat pencemaran udara akibat asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Nilai ISPU yang Jikalahari gunakan adalah nilai tertinggi di masing-masing provinsi pada waktu yang sama ataupun berbeda. Hal ini menunjukkan, pada kondisi tertentu, kondisi udara berada pada level tertinggi pada jam tertentu di tiap provinsinya.

Dimulai sejak Agustus 2023 kala karhutla mulai meningkat, pemantauan hotspot dan ISPU di 8 provinsi ini terus dilakukan untuk menyebarkan informasi kepada publik terkait kondisi di 8 provinsi tersebut. Selengkapnya berikut hasil pantauan pada hari ini:

Jikalahari lakukan pemantauan ISPU di 8 provinsi dan temukan pada 30 Agustus 2024, terjadi peningkatan jumlah hotspot dibanding sehari sebelumnya. Peningkatan hotspot tertinggi terjadi di Sumsel mencapai 10 titik menurut pantauan satelit Terra/Aqua Modis, padahal sehari sebelumnya nihil hotspot di Sumsel. Hotspot lainnya juga ditemukan di Jambi dan Sumut. Untuk ISPU, 4 provinsi di Sumatera, Sumut, Riau, Jambi dan Sumsel berada di level TIDAK SEHAT.

About Nurul Fitria

Staf Advokasi dan Kampanye Jikalahari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *