Penetapan status siaga darurat karhutla di Provinsi Riau dilakukan lebih awal, tepatnya pada 24 Januari 2017[1] selama 96 hari dan diperpanjang hingga 30 November 2017 Riau tetap tak lepas dari ancaman kebakaran hutan dan lahan. Jikalahari melakukan pengumpulan data jumlah hotspot yang muncul sepanjang Januari hingga April 2017.
Melalui pantauan satelit Terra-Aqua Modis, diperoleh data ada 265 hotspot yang muncul di Riau. Hotspot ini tersebar di kawasan konsesi IUPHHK, HGU hingga konservasi. Hotspot ini juga banyak terdapat di kawasan gambut dalam lebih dari 4 meter. Untuk melihat potensi terjadinya karhutla, Jikalahari mendata jumlah hotspot dengan confidence > 70% yang terindikasi bepotensi menjadi titik api. ternyata dari 265 hotspot ini, ada 74 titik yang berpotensi menjadi titik api.
Setelah melakukan pengumpulan data, diperoleh sepanjang Januari – April 2017, hotspot terbanyak muncul di kawasan konsesi PT RAPP, PT Arara Abadi, PT Satria Perkasa Agung KTH Sinar Merawang dan PT Sumatera Riang Lestari. Sedangkan untuk HGU, hotspot terbanyak muncul di PT Triomas FDI, PT Uniseraya dan PT Multi Gambut Industri. Untuk kawasan konservasi, hotspot terbanyak muncul di Taman Nasional Tesso Nilo, Hutan Lindung Bukit Batabuh Lubuk Jambi dan Hutan Lindung Bukit Suligi.
Berikut data yang dihimpun Jikalahari.