Dalam sesi CEO Dialogue di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan (11/11), produsen pulp dan kertas, APRIL Group membagikan pernyataan kaitan komitmennya dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan dengan berinvestasi pada alam lewat pendekatan Produksi-Proteksi.
“Dalam konsesi HTI yang kami kelola, kami juga melestarikan hutan alam. Ini yang kami sebut dengan Produksi-Proteksi. Lewat pendekatan ini, area HTI yang dikelola APRIL berfungsi sebagai pelindung bagi hutan alam.”
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, unit operasional APRIL Group Sihol Aritonang, saat berbicara di Paviliun Indonesia, di COP29
FAKTANYA
Pertama, APRIL Grup terlibat korupsi kehutanan Dimana 16 korporasi yang terafiliasi dengan grup ini menyuap Gubernur Riau Rusli Zainal, Bupati Siak Arwin As, Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaffar serta Tiga Kepala Dinas Kehutanan Riau.
APRIL Grup menyuap para terpidana untuk mendapatkan izin IUPHHK-HT dan RKT periode 2002 – 2009 di atas hutan alam yang seharusnya tidak boleh dibebani izin. Akibat tindak koruptif ini, hutan alam Riau banyak ditebangi dan diperkirakan nilai tegakan hutan alam yang telah hilang mencapai Rp 2,5 Triliun hingga perekonomian negara telah dirugikan mencapai Rp 1,3 triliun.
Kedua, kerugian ekologis penerbitan 13 IUPHHKHT-RKT korporasi terafiliasi APRIL Grup oleh Burhanuddin. Hasil Eksaminasi Putusan Burhanuddin Husin Mappi-Jikalahari 2012 menemukan–berdasarkan penghitungan Prof Bambang Hero Saharjo (Guru Besar IPB)—Rp 687 Triliun terdiri atas kerusakan ekologis, ekonomi dan pemulihan ekologi.
Ketiga, terbaru pada Maret 2024 Jikalahari menemukan APRIL Grup melalui anak usahanya PT SAU dan PT RAPP Estate Sungai Mandau menebang hutan alam, membuka kanal baru, merusak ekosistem gambut yang memiliki fungsi lindung hingga menanam akasia di luar konsesi tanpa izin.
“APRIL Grup kembali membohongi publik pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke 29. Harusnya, APRIL malu hadir dalam konferensi perubahan iklim tersebut, karena APRIL Grup terlibat dalam deforestasi, korupsi kehutanan, kebakaran hutan dan lahan serta konflik dengan masyarakat adat dan tempatan.”
Okto Yugo Setiyo, Koordinator Jikalahari