Jikalahari memantau hotspot atau titik panas khusus di areal hutan gambut terutama di kawasan hutan hutan produksi tetap yang ditanami akasia untuk pulp and paper atau khusus di areal konsesi perusahaan. Ini untuk melihat ketaatan perusahaan yang menerapkan nol karhutla di dalam konsesi mereka.
Titik hotspot ini belum menggambarkan lahan perusahaan terbakar. Ia masih berbentuk petunjuk bahwa ada titik panas di dalam areal perusahaan.
(a). Pada Lahan Gambut
Pada lahan gambut ditemukan total hotspot pada gambut sebanyak 278 titik. Pada kedalaman <50 cm ditemukan 3 titik hotspot, pada kedalaman 50 – 100 cm ditemukan 13 titik hotspot, pada kedalaman 100 – 200 cm ditemukan 55 titik hotspot, pada kedalaman 200 – 400 cm ditemukan 113 titik hotspot dan pada kedalaman >400 cm ditemukan 94 titik hotspot.
(b). Pada Konsesi
Pada gambar (b) terdapat hotspot yang tersebar di area Konsesi HTI dan HGU juga kawasan Konservasi. Total hotspot yang ditemui untuk daerah seluruh Riau sebanyak 524 titik. Tersebar diantaranya pada Konsesi IUPHHK sebanyak 178 titik, pada Konsesi HGU sebanyak 42 titik dan pada Kawasan Konservasi sebanyak 72 titik.
Sebaran hotspot yang terdapat pada Konsesi IUPHHK tersebar di beberapa perusahaan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Hotspot terbanyak didapati pada kawasan PT. Inhil Hutani Pratama Sebanyak 45 titik, PT. Riau Andalan Pulp & Paper sebanyak 31 titik, PT. Sumatera Riang Lestari sebanyak 19 titik, PT. Arara Abadi sebanyak 14 titik dan PT. Rimba Lazuardi sebanyak 10 titik.
Sebaran hotspot yang terdapat pada Konsesi HGU tersebar di beberapa perusahaan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Hotspot terbanyak didapati pada kawasan PT. Langgam Inti Hibrindo sebanyak 17 titik.
Sebaran hotspot yang terdapat pada Kawasan Konservasi tersebar di beberapa lokasi yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Hotspot terbanyak didapati pada daerah Taman Nasional Tesso Nilo sebanyak 50 titik dan pada daerah Hutan Lindung Bukit Batabuh Lubuk Jambi sebanyak 14 titik.
