Jikalahari memantau hotspot atau titik panas khusus di areal hutan gambut terutama di kawasan hutan hutan produksi tetap yang ditanami akasia untuk pulp and paper atau khusus di areal konsesi perusahaan. Ini untuk melihat ketaatan perusahaan yang menerapkan nol karhutla di dalam konsesi mereka.
Titik hotspot ini belum menggambarkan lahan perusahaan terbakar. Ia masih berbentuk petunjuk bahwa ada titik panas di dalam areal perusahaan.
(a) Pada Gambut
Pada lahan gambut ditemukan total hotspot pada gambut sebanyak 19 titik. Pada kedalaman 100 – 200 cm ditemukan sebanyak 12 titik, pada kedalaman 200 – 400 ditemukan 3 titik dan pada kedalaman >400 ditemukan 4 titik.
(b) Pada Konsesi
Pada gambar (b) terdapat hotspot yang tersebar di area Konsesi HTI dan HGU juga kawasan Konservasi. Total hotspot yang ditemui untuk daerah seluruh Riau sebanyak 21 titik. Tersebar diantaranya hanya terdapat pada Konsesi IUPHHK dengan jumlah 21 titik. Hotspot terbanyak dijumpai pada kawasan PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia sebanyak 9 titik. Sedangkan untuk Konsesi HGU dan Kawasan Konservasi tidak ditemukan adanya hotspot.
Sebaran hotspot yang terdapat pada Konsesi IUPHHK tersebar di beberapa perusahaan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Sepanjang pantauan Jikalahari dari Juni hingga Agustus, pada tanggal 3 – 9 Agustus 2015 ini yang memiliki titik api terendah. Dibandingkan dengan pantauan sebelumnya, turun drastis dengan pantauan sekarang. Pada 27 Juli – 2 Agustus titik api berjumlah 524 keseluruhan sedangkan pada 3 – 9 Agustus titik api berjumlah 21 hotspot keseluruhan. Penyebab drastisnya titik api ini berkurang diduga karena Riau beberapa hari diguyur hujan lebat.